Sejarah Hari Ini
(Kepada Orang-orang Desaku)

aku mendengar kata-kata 'mengalir'
kalahkan hiruk pikuk pasar
aku 'mendengar' hati nurani
sejuk, setulus bening pagi

di desaku
aku menangkap kepolosan kawanku
kejujuran hati nurani

"engkau tetap kawanku tanpa prasangka
engkau tetap sahabatku saat ini
selama kau anggap aku sahabat"

di kotaku
aku menangkap idealisme kawanku

"aku tetap orang desaku"

bersama, kami mulai mengerti
"aku tetap orang desaku"

bersama, kami ingin basmi
"aku tetap orang desaku"

ada kemunafikan
"aku tetap orang desaku"

ada kesewenangan
"aku tetap orang desaku"

ada segala kepalsuan
"aku tetap orang desaku"

aku langkahkan kakiku
tetap "sebagai orang desaku"
Nyatanya kami dikejar
dicekal
diinjak-injak
dibasmi
dikebiri
oleh orang-orang desa kami

Ke mana lagi kami mesti sembunyi?
Semua tempat milik orang desa kami

Kota ini milik "orang-orang desa kami"
dan engkau tahu?
'orang-orang desa' tinggal cerita
sekalipun 'mereka' ada di sini

Betapa agungnya 'prestise'
hingga pun prestasi dicampakkan
padahal kau raih 'prestise' dengan prestasi
tapi sekarang kau tak lagi kejar 'prestasi'
sebab ternyata 'prestise' lebih penting untuk diselamatkan
sebab ternyata 'prestise' membuat 'mereka' takut
menyembah-nyembah
menjilat
dan tak berani bicara
padamu yang 'tetap orang desaku'

Betapa ternyata
prestise telah lahirkan prestasi-prestasi palsu
dan prestasi itu melahirkan lagi prestise-prestise 'murni'
itulah yang kau banggakan dan kau kejar

dan semua cuma 'ulahmu'
bersama-sama 'mereka'

Berkoarlah kamu!

"aku tetap orang desaku"

Jayapura, 15 Juli 1993

Back to:
Index Karya 1989-95