Pintamu
(Semoga Untuk Kita)

kenapa kau pinta kutulis puisi
hanya untuk 'pertemuan' ini
padahal kau tahu
aku ingin tulis puisi
hanya untuk 'memaki mereka'

kini izinkan aku memaki
dan kumohon tak ada 'marah'
ataukah aku mesti memaki sampah?
hanya karena sampah tak pernah marah?

banggaku pada kemenangan
tak ingin kamu kalah
dan kecewaku adalah
tak ikhlasnya kamu

dengarlah
ku ingin memaki mereka
dan kuncilah telinga dalam tak suka

dengarlah
ku ingin memaki mereka
ketika para sahabat frustrasi
dan kebiri idealisme
karena mereka

kini kuingatkan
jangan ulangi pintamu
sebab kutulis puisi ini
dalam 'terpaksa"

dan ku ingin memaki mereka
sekalipun mereka tak pernah tahu

sahabat...
aku bosan pada mulut manis
aku bosan kau cumbu dalam mimpi
aku bosan berpura-pura
aku bosan 'mereka tak bantu kita'
aku bosan 'tipu muslihat mereka'
dan mestinya tak ada makian
sebab kita dan mereka cuma badut
yang sama-sama tertawa

dan kini jangan curiga
apalagi marah

aku sekedar ulangi tradisi kita
juga tradisi mereka

aku hanya pura memaki
sebab sepertimu
aku tak pernah bisa memaki

dan terpaksa
kutulis puisi ini
mungkin hanya pura-pura
dalam keinginan
semoga untuk kita


Jayapura, 6 April 1992

Back to:
Index Karya 1989-95