dari dunia (laki-laki)
aku ingin memahami
ketika akhirnya tak mengerti
pada siapa ku mesti marah
ataukah takdir yang salah?
inilah kenyataan
aku pun tak dapat terima
seperti juga cerita
tentang kutukan
bagi para pelacurku
yang juga tak kita ingini
padahal tak mungkin tak ada
ataukah ini cobaan?
atau sisa-sisa kekalahan?
ataukah lambang ketakseimbangan?
namun kuyakin
kau lebih mengenal kehidupan
daripada mereka
maka atas nama
persahabatan
aku bertanya
beranikah kamu?
maka atas nama jati diri
aku tantang keberanianmu
mari kembali ke dunia tepi
pada bumi sesungguhnya
seperti aku yang 'kecewa' padamu
maka kukatakan yang
sesungguhnya
andai saja 'kuberanikan diri'
andai ada 'pengorbanan'
dariku atau para sahabatku
pada dunia yang (saat ini) bukan duniamu
itu adalah wujud persahabatan
dalam harapan
agar kau berani jawab 'tantanganku'
dan aku pun tak kecewa
tak peduli gunjingan
pada 'mulut besar' mereka
lalu kita pun makin paham
pada kehidupan
inilah ekspansi jati
diriku
atas nama hasrat laki-laki sejati
atas nama persahabatan mereka
Jayapura, 29 September 1995
Back to:
Index
Karya 1989-95
|