ketika
orang bicara tentang ambisi
aku bahkan merasa tak punya
mungkin karena tak paham
atau memang benar-benar tak punya
andaipun kumiliki ambisi
itu bukan untuk menaklukkan
tapi mencintai
bukan untuk mendapatkan
tapi merasakan
nyatanya aku kian tak paham
untuk apa mencinta
untuk apa merasa
apakah semata karena aku hidup
padahal hidup (cuma) kehendakNya
lantas apa bedanya?
maka aku hidup untuk mencinta
mencintai Tuhan
mencintai mereka
mencintai kamu
mencintai aku
saat dekat
saat jauh
saat sepi
saat sendiri
maka ketika aku mati
yang kubawa hanya cintaku
pada Tuhan
pada mereka
pada kamu
pada aku
itulah kenyataan hidup
setidaknya saat ini
hingga aku kehilangan idealisme
karena sempat kutanyakan
apa bedanya
golonganku dan golonganmu
golongan kita dan golongan mereka
nyatanya memang berbeda
dan harus berbeda
meski sama-sama dalam penciptaan
hingga apa yang ada
adalah kenyataan hidup
aku pun menerima segala kehendakNya
demi hidup ini
demi ambisi yang andai kupunya
Jayapura, 27 September 1995
Back to:
Index
Karya 1989-95
|