Puisi-Puisi Yang
Terkumpul
1995-1997
ZA.
Mathikha Dewa
Karya 1989-1995,
Karya 1995-1997, Karya 1997/1998
kosong... PUISI tak bisa mewakili
sesungguhnya BENCI pun pada KATA-KATA PUITIS kesadaran hidup mencintai SEGALANYA seperti MATAHARI
MENGHENTAK begitu TIBA-TIBA hangatnya GENGGAMAN
Bab IV MERENUNGI-mu MERINDUKAN-mu nyatanya MENCINTAI-mu? mencintai-mu? BIRU BENING
PERGI meninggalkanmu Jayapura, Mei 1997 |
Perjalanan Untuk 'Melihat'-Mu berjalan aku kuhampiri adakah sengaja dicabut? bahkan tak ada tanda-tanda namun kuyakin itu hati pun dicekam was-was untuk apa sekedar memperhatikan mataku menatap liar pada lereng
bukit kumasuki tempat itu kutanyakan pada mereka di situ aku memilih diam kusaksikan yang tak kumengerti ataukah di tempat ini saat kudengar sebuah nama
dipanggil aku diburu keingin tahuan menuruni tangga lantas menduga ketika tiba pada titik tertentu sebuah nama dipanggil mungkin aku bukan termasuk yang
dipanggil saat ini namun tiada lagi was-was adakah ini batas saat kutatap lagi anak tangga
ini namun kenapa anak tangga ini sebersit kata merasuk dalam hati: "Ya Allah, bimbinglah aku untuk melihat-Mu!" aku tak pedulikan namun sebuah pikiran
mengingatkan maka kuputuskan kembali saat kurasakan ternyata hari telah malam kusaksikan lantas kulihat sebuah mata air saat kubasuh diriku lantas ada pertanyaan ini pelecehan, pikirku saat hampir kumaki anda dituduh telah memperkosa perempuan ini! lupa pada marahku ini pasti fitnah,
pikirku aku marah aku ingin marah dan kulampiaskan marah itu pada diri sendiri lantas berpikir: ketika puncak
kenikmatan itu telah diraih ternyata tanpa
kusadari sang laki-laki gembel tadi tapi kenapa mesti aku apakah hanya karena tapi itu kan tak kulakukan dengan jasadku ini! atau memang begitu
besar kesalahan pikiranku? batinku berteriak apa
saja entah kenapa ada keinginan
istighfar ya Allah, bimbinglah aku untuk melihat-Mu! berkali-kali itu
kuucapkan bagai mantra kurasakan air yang
membasahiku dan muncul motivasi |
Nocturno
adalah manifestasi rasa rinduku aku pun bertanya? Dari serpihan waktu aku tetap berhubungan dengan-Mu dalam waktu yang
tersedia bahkan dalam waktu yang tiada maka siapapun dan aku tetap bersama-Mu Abepura, Jayapura 25 Maret 1996 |
November 13 seandainya seandainya di dalam gelap bahkan meskipun l u a s takut entah merindukan apa sebenarnya Abepura, 1997 |
Kematianku kematianku adalah duka cita bumi kematianku adalah kematianku adalah kematianku adalah dan kematianku adalah Abepura, 10 April 1996 |
Pemberontakan
bukan pada negara dan perjuanganku adalah dan perjuanganku adalah aku adalah seorang
pemberontak aku pemberontak di manapun adanya di mana pun adanya memandang segala
penjuru Abepura, 25 Maret 1997 |
Duka I konsentrasiku terganggu h i d u p ' kian terasa
mendekati duka yang bertubi-tubi aku inginkan kurasakan namun kucoba membangunnya kembali Abepura, 25 Maret 1996 |
Duka II
kurasa sekian lama perasaanku yang 'h i l
a n g Abepura, 25 Maret 1996 |
Ketika ketika kurasa akhirnyalah kemenanganku pada masa
depan namun kegagalanku mungkin klise sebab aku tak sanggup Abepura, 26 Maret 1996 |
Detak
tiba-tiba pun akankah kujumpai padahal aku rindu puisi ' s e d e r h a n a tidakkah akan kau
bingkiskan aku menjelang kepergianku? sesungguhnya ataukah kau ' t a k u t ? sesungguhnya pun aku inginkan darimu mungkin secangkir kopi Abepura, Jayapura, 17 Maret 1997 |
Sesak...
aku bertanya apa benar aku bertanya apa benar aku bertanya lantas di mana Tuhan! Abepura, Jayapura, 13 November 1997 |
Kisah Wanita-Wanita Sok Suci dan Laki-laki Sok Suci
|
Iya...
sebab ternyata fakta
tak bisa dielakkan muak pada pikiran apakah selamanya ' m e s t i ' b e g i n i harapan selalu
disandarkan tapi yang kubutuhkan adalah
'k e b e r a n i a n m u dan ketika kucoba tulis penaku ' j a t u h Abepura, Jayapura, 1997 |
Idul Fitri
rembulan muncul dari
balik awan sebuah lubang cahaya di
langit aku yang baru bangun peristiwa ' s a k r a l ' apa lagi?
|